Penangkapan Anggota PKI
Tentara Nasional Indonesia menangkap tahanan PKI dalam Operasi Trisula 1965 di Kabupaten Grobogan
Menjelang puncak peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan RI hari ini, para pejabat dilingkup Pemkab Grobogan menggelar malam tirakatan di pendapa kabupaten, Rabu (16/8/2017) malam. Bupati Grobogan Sri Sumarni didampingi para pimpinan FKPD dan para pejabat hadir dalam acara yang dimulai pukul 20.00 WIB itu.
Selain itu, sejumlah tokoh masyarakat, ormas dan veteran ikut pula menghadiri malam tirakatan. Acara diawali dengan laporan dari Kepala Kemenag Grobogan Hambali selaku ketua panitia malam tirakatan.
Dalam kesempatan itu, para undangan berkesempatan mendengarkan cerita mengenai kisah perjuangan mengusir penjajah di wilayah Grobogan. Cerita perjuangan itu disampaikan salah satu tokoh masyarakat, yakni Kolonel (purn) Iwan Supardji yang pernah menjabat jadi Dandim 0717 Purwodadi.
“Kali ini saya ingin menyampaikan kisah perjuangan mengusir penjajah di Grobogan yang dilakukan Kapten Roesdijat. Beliau ini adalah orang asli Grobogan yang gigih dalam mengusir penjajah,” katanya.Meski namanya tidak dikenal luas seperti pahlawan besar lainnya, namun Kapten Roesdijat yang lahir di Desa Katong sempat punya kisah heroik sekitar tahun 1947 – 1948. Yakni, saat berlangsung agresi militer Belanda kedua.
Dimana, pada saat itu, Kapten Roesdijat bersama rekan-rekannya berjuang sekuat tenaga untuk mengusir penjajah yang masuk di wilayah Grobogan. Khususnya, di Kecamatan Toroh. Dalam peristiwa itu, Kapten Roesdijat yang lahir tahun 1917 akhirnya gugur dan kemudian dimakamkan di tanah kelahirannya di Desa Katong, Kecamatan Toroh.
“Sebagai salah satu bentuk penghargaan, Pemkab Grobogan mengabadikan namanya sebagai nama jalan,” jelas Iwan.
Sementara itu, Bupati Sri Sumarni dalam sambutannya mengajak seluruh peserta tirakatan dan masyarakat luas untuk selalu bersyukur atas nikmat kemerdekaan tersebut. Sebab, melalui kemerdekaan itulah Bangsa Indonesia bisa terbebas dari penderitaan penjajah.Dia menyatakan, memaknai suatu peringatan ulang tahun, seyogyanya digunakan untuk mel
kukan refleksi diri, merenung dan instrospeksi apa yang telah diperbuat selama satu tahun terakhi. Untuk selanjutnya semua pihak diminta merancang dan menyusun langkah-langkah perbaikan diberbagai bidang. DNA
Pahlawan Olahraga dari Grobogan
Aries merupakan atlet atletik sebelum dikenalkan pada olahraga panjat tebing oleh guru olahraganya, Tri Rus Yulianto, ketika ia kelas 2 di SMP Negeri 1 Grobogan. Pada tahun 2008, ia meraih medali perak pada sebuah Kejuaraan Nasional di Yogyakarta. Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) kemudian memboyong Aries ke pemusatan latihan nasional di Yogyakarta.[4] Minatnya terhadap olahraga tersebut membuatnya berhenti kuliah saat ia sedang menjalani semester tiga di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).[3]
Usai meraih emas dalam ajang Asian Games 2018
Nyi Ageng Serang bernama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi (Serang, Purwodadi, Jawa Tengah, 1752 - Yogyakarta, 1828) (Hanacaraka:ꦚꦶꦄꦒꦼꦁꦱꦼꦫꦁ) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah anak Pangeran Natapraja yang menguasai wilayah terpencil dari kerajaan Mataram tepatnya di Serang yang sekarang wilayah perbatasan Grobogan-Sragen. Setelah ayahnya wafat Nyi Ageng Serang menggantikan kedudukan ayahnya. Nyi Ageng Serang adalah salah satu keturunan Sunan Kalijaga, ia juga mempunyai keturunan seorang Pahlawan nasional yaitu Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara. Ia dimakamkan di Kalibawang, Kulon Progo. Ia pahlawan nasional yang hampir terlupakan, mungkin karena namanya tak sepopuler R.A. Kartini atau Cut Nyak Dhien tetapi ia sangat berjasa bagi negeri ini.Warga Kulon Progo mengabadikan monumennya di tengah kota Wates berupa patungnya yang sedang menaiki kuda dengan gagah berani membawa tombak.