Novel J. S. KHAIREN

Judul               : Kami (Bukan) Jongos Berdasi

Penulis            : J. S. KHAIREN

Penerbit           : Bukune

Kota Terbit      : Jakarta

Cetakan I        : Oktober 2019

Tebal               : vi + 414 hlm., 14x20 cm.

ISBN               : 978-620-220-335-3

 

Novel J. S. KHAIREN ini merupakan kelanjutan dari novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas yang terbit diawal tahun 2019. Jika pada novel sebelumnya bercerita tentang kehidupan tujuh mahasiswa di Kampus UDEL dan seorang dosen cantik yang kisahnya banyak mengulas kehidupan kampus dan kritik praktik kebijakan pendidikan di Indonesia.

Pada novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi menceritakan tentang Alumni Kampus UDEL yang telah lulus. Tetap dengan alur cerita yang ringan penuh lika-liku kejadian lucu dan haru serta komedi yang seru. Novel ini terdiri dari 5 (lima) babak dengan 48 episode. Babak I (episode 1 – 4), babak II (episode 5 – 19), babak III (episode 20 – 34), babak IV (episode 35 – 42), babak V (episode 43 – 48) dan diakhiri dengan epilog novel selanjutnya yang berjudul Kami (Bukan) Generasi Bac*t.

 

Novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi ini mampu merubah kerangka berpikir seseorang dalam memperoleh perspektif baru mengenai mimpi, peluang, bisnis, usaha, perjuangan, keberhasilan, kegagalan, dan sebagainya. Pembaca dibuat berpikir dan menghayati pada tiap makna kata, tiap lika-liku kehidupan, dan konflik yang tersaji dengan baik. Berikut kutipan cerita dari novel Kami (Bukan) Jongos Berdasi :

Alumni kampus UDEL kini telah lulus. Masuk dunia nyata yang penuh tikus. Ada yang bertahan, ada yang sebentar lagi mampus.

Kerja di Bank EEK? Ada. Kerjanya pindah terus? Ada. Bimbang ikut keinginan orangtua atau ikut kata hati? Ada. Apa lagi pengangguran banyak acara, pasti ada. Namun diam-diam ada juga yang karirnya lancar, gajinya mekar, dan jodohnya gempar melenggar.

Mendapat intimidasi dari rekan kerja, lingkungan, dan keluarga itu sudah biasa. Mendapat cemoohan bagi yang ingin berkarya, jelas jauh lebih biasa. Menerima perlakuan semena-mena, hingga tertawaan dan hinaan adalah sarapan pagi.

Akankah mereka bertahan didunia yang penuh intrik ini? Atau mereka harus jadi jongos berdasi, pura-pura mampu beradaptasi, dengan tantangan dunia yang terus gonta-ganti?

Penasaran juga dengan kutipan cerita dari Novel Kami (Bukan) Sarjana Kertas yang sangat sesuai dengan kehidupan, mengenai kebingungan mahasiswa akan cita-cita saat kuliah hingga setelah bertoga. Yuk disimak kutipan ceritanya.

Di kampus UDEL, terjebaklah tujuh mahasiswa yang hidup segan kuliah tidak mau. Mereka terpaksa kuliah dikampus yang google saja tidak dapat mendektesi. Cobalah sekarang anda googling “Kampus UDEL”, takkan bertemu!.

Alasan mereka masuk UDEL macan-macam. Ada yang otaknya tidak mampu masuk negeri, ada yang uang orangtuanya tak cukup masuk swasta unggul, ada pula yang karena… biar kuliah aja.

Hari pertama kuliah, Ibu Lira Estrini-dosen konseling yang masih muda-menggemparkan kelas dengan sebuah kejadian gila, lucu dan tidak masuk akal. Ia membawa sekotak pizza dan koper berisi tikus. Seisi kelas panik,tapi anehnya,semangat para mahasiswa buangan ini justru terbakar untuk berani bermimpi!.

Akankah mereka bertahan di Kampus yang amburadul ini? Sekalipun iya, bisakah mereka jadi sarjana yang tidak sekedar di atas kertas?

Kedua novel ini sudah ada dilayanan Perpustakaan Daerah Kabupaten Grobogan. Novel ini menjadi rekomendasi buat pelajar SMA, mahasiswa, para orangtua, karyawan, para pencari kerja, mereka yang ingin berkarya, petinggi perusahaan, dan para pengambil kebijakan berbagai institusi. Salam Literasi, Ayo Membaca!. (ArifahNR)

Go to top
JSN Boot template designed by JoomlaShine.com